Mi Ayam, Es Krim dan Rokok Sebatang Buat Istirahat
yo, wasup lur!
Saya mau cerita nih sedikit soal hari Minggu sore ini yang lumayan syahdu meskipun cuma berlangsung dalam satu sebatan rokok.
For background nih, buat saya pribadi hari Minggu itu kurang asoy atau setidaknya saya belum menikmati asoynya karena pasti yang kebayang adalah besoknya udah Senin. Kalau Sabtu sih oke, malamnya bisa Netflix-an, ngobrol sana sini, nongki, tidur larut pagi dan bangun siang di hari Minggunya.
Nah, tiap bangun siang di hari Minggu, kegelisahan mulai muncul nih, hari Jumatnya sih mikir wah weekend waktunya baca kumcer kompas, nulis-nulis di medium, ngopi, nyebat, log-in wild rift … dan lainnya yang menyenangkan.
Tapi setelah hari Sabtu datang, semua bayangan dan angan-angan tadi pelan-pelan pudar, tiba-tiba semua rencana itu satu dua aja yang terlaksana. Mungkin gara-gara “balas dendam waktu tidur” kali ya.
Tapi yasudahlah oke gapapa, nonton series Netflix sudah cukup membantu buat menguraikan benang ruwet di kepala.
Singkat cerita, saya bangun di hari Minggu siang, seperti biasa, kegiatan anak kos seperti saya jelas mandi dulu biar seger, terus mikir mau makan apa.
Tadi sudah muter-muter mau makan bakso-nya pak Yanto di utara kos, tapi tutup.
Akhirnya muter dan nemu mi ayam Kang Tiyar dekat kos, dilihat dari spanduknya kayanya sih dulu pernah buka di Jakal KM5 dengan nama Mi Ayam ABG (Anak B(-nya saya lupa) Gunung).
Saya termasuk pecinta mi ayam, dan pesanan saya yaitu mi ayam bakso, lumayan enak dengan harga standar 14 ribuan. Saya juga nggak tahu sih mi ayam selera saya yang seperti apa, masih pencarian lagi (anjay), karena favorit saya dulu, mi ayam Cak Kribo di kampung halaman, sudah lupa rasanya.
Perut sudah kenyang, tenggorokan kering sudah segar nih dengan segelas es teh juga. Pulanglah saya, eh baliklah saya ke kos.
Setelah makan mi ayam — yang selalu saya campur hanya dengan kecap dan sambal cabe — tubuh saya pasti banyak berkeringat. Sambil nyari angin saya beli es krim. Tiba-tiba muncul pikiran nggak enak nih makan es krim di kamar kos, pasti ongkep (gerah).
Sempat bingung sedikit, mau di mana ya enjoy nih es krim. Nggak ada tempat enak buat duduk di sekitaran kos saya.
Keluarlah saya akhirnya, sedikit jalan ke luar, belok kanan dikit dan akhirnya nemu spot yang sepoi-sepoi: bagian depan laundry sebelah kos saya.
Duduklah saya di jleg-jlegan (semacam tangga yang disemen gitulah) yang berubin.
Saya menikmati es krim, dan rasanya waktu berjalan lambat, telinga mendengar banyak suara yang sebelumnya jarang di dengar kayak kerekan rante sepeda yang dikayuh bocil, suara tapak kaki orang lewat, suara desis angin dan hal kecil lainnya.
Sebatang rokok saya nyalakan. Dan entah kenapa, Minggu sore tadi seperti berkah meskipun sementara, ada rasa damai yang asik dan asoy dan kayanya ini yang selama ini hilang dan dicari-cari.
Pasti kalian pernah punya pengalaman atau perasaan yang sama, mungkin ya. Di tengah dunia yang saling berkejaran ini rasanya semua buru-buru banget kan?
Makanya, momen sebatang rokok buat istirahat tadi rasanya ajaib. At least, bisa jadi tambahan mood buat menghadapi hari Senin yang asw kan?
Jadi ya begitulah, mungkin kita akan lanjut lain kali. see ya later lur!